Sumba dan Perjalanan yang Tak Terlupakan
Dear Jiwo,
Apa kabarmu hari ini, cah bagus? Aku doakan semoga hari-harimu menyenangkan dan selalu dilingkupi kebahagiaan. Oiya, ngomong-ngomong soal bahagia, aku mau cerita dikit. Boleh ya?
Jiwo lihat foto di atas? Itu foto anak-anak di Desa Welonda, Sumba Barat Daya. Mereka adalah Adi, Noni dan Yos. Ketiganya baru pulang dari kebun, dan cuma bisa bengong sewaktu aku dan empat orang temanku tiba-tiba ngasih mereka kado berupa buku cerita anak-anak.
Bukan cuma pada Adi, Noni dan Yos kami bagi-bagi kado. Tapi pada setiap anak yang kami temui di sepanjang perjalanan kami dari Sumba Barat Daya ke Sumba Timur. Sebenarnya ini idenya Choty, salah seorang teman seperjalanku yang saat itu sedang berulang tahun. Kalau biasanya orang yang sedang berulang tahun berharap kado dari orang lain, Choty justru ingin bagi-bagi kado ke anak-anak Sumba. Ide yang luar biasa kan, Jiwo?
Ide sederhana yang luar biasa itu mendapat sambutan tak terduga dari banyak pihak. Hingga akhirnya banyak yang ikut menitipkan kado pada kami untuk dibagikan ke anak-anak di Sumba. Jiwo tau, ada berapa banyak kado yang terkumpul dan kami bagikan di sepanjang perjalanan itu? Total ada 80 kg. Percayalah, kebaikan itu menular, Jiwo..
Bagi-bagi kado sepanjang perjalanan seperti ini ternyata seru banget. Rasanya perjalanan kami di Sumba jadi berlimpah bahagia. Senyum manis dan tawa bahagia anak-anak yang mendapat kado itu bikin hati kami dipenuhi pendar bahagia. Bahagia itu memang lebih terasa kalau dibagi-bagi. Iya kan, Jiwo?
Bahagia melihat mereka bahagia
Jiwo, perjalananku ke Sumba pada bulan Februari lalu benar-benar tak terlupakan dan jadi salah satu perjalanan paling berkesan dalam hidupku. Perjalanan yang bukan hanya sekadar datang menikmati tempat-tempat indah di kota tujuan. Bukan pula perjalanan demi mencontreng satu demi satu daftar dalam bucket list. Perjalanan ke Sumba ini bercerita lebih banyak tentang bahagia. Iya, kami bahagia melihat mereka bahagia, bahagia yang sebenar-benarnya bahagia.
Bersama warga Desa Homba Dimmu, Sumba Barat Daya
Perjalanan ini juga membuatku lebih bersyukur atas segala nikmat yang telah Tuhan berikan selama ini, Jiwo. Masa kecilku jauh lebih beruntung dari anak-anak di sana. Aku tak perlu berjalan kaki berkilo-kilo meter untuk berangkat ke sekolah. Kalau ingin mandi di musim kemarau pun, aku tak perlu berjalan kaki puluhan kilometer naik turun bukit hanya untuk mengambil air. Kita jauh lebih beruntung dibanding mereka, Jiwo..
Jiwo, perjalanan tak selamanya berjalan mulus. Begitu juga dengan perjalanan kami ke Sumba waktu itu. Tau nggak, gimana pusingnya kami sewaktu kardus-kardus berisi kado itu nyasar di Bali? Belum lagi ketika kami sempat disangka penculik, dan sempat juga dituduh utusan parpol yang sedang kampanye. Alhamdulillah, semua drama itu tak menyurutkan niat kami untuk terus berbagi. Malah kami jadi makin semangat. Aah Jiwo, perjalanan ke Sumba ini memberiku begitu banyak pelajaran.
Jiwo, berbagi kebahagiaan, meski hanya lewat kado kecil untuk anak-anak di pelosok negeri ternyata efeknya luar biasa bagi kami. Bikin nagih. Sehingga kami ingin terus berbagi kado lagi dan lagi. Setelah bulan Februari kami bagi-bagi kado untuk anak-anak di Sumba, bulan Agustus lalu kami kembali bagi-bagi kado untuk anak-anak korban gempa di Lombok. Dan rencananya, bulan Oktober nanti kami akan bagi-bagi kado lagi untuk anak-anak di Maluku. Kami membuka pintu lebar-lebar bagi siapa pun yang ingin ikut berpartisipasi menitipkan kado untuk anak-anak di Maluku.
Tau nggak Jiwo, baru membayangkan akan bagi-bagi kado lagi saja, aku sudah merasa bahagia. Pastinya akan banyak senyum dan tawa bahagia yang terekam jepretan kamera smartphone-ku. Makanya, aku perlu smartphone dengan kamera canggih dan memiliki kapasitas penyimpanan yang besar. Karena aku ingin menyimpan lebih banyak lagi momen-momen seperti ini.
Bersama anak-anak di Desa LondaLima, Waingapu, Sumba Timur
Bersama Nia, Jetrin, Nona dan Ayu, anak-anak yang tinggal di sekitar Pantai Walakiri, Sumba Timur
Bagi-bagi kado di Sumba Barat
Anak-anak di Desa Adat Prai Ijing, Sumba Barat
Choty bersama anak-anak di Wairinding, Sumba Timur
Ngomong-ngomong soal smartphone, kulihat di IGstory, ibumu pamer Huawei Nova 3i. Aku mengikuti sarannya untuk mencari tau spesifikasinya lewat mbah Google. Ternyata, desainnya Huawei Nova 3i keren ya. Aku suka warna hitam, tapi setelah melihat warna Irish Purple-nya Huawei Nova 3i, kok aku jadi naksir ya? Aku suka melihat gradasi warnanya waktu terkena cahaya.
Kameranya Huawei Nova 3i juga gak tanggung-tanggung ya, Jiwo.. Ada 4 kamera yang diperkuat AI (artificial intelligence). Kamera depannya masing-masing dibekali resolusi 24MP + 2MP. Sementara kamera belakangnya masing-masing memiliki resolusi sebesar 16MP + 2MP. Aku penasaran banget ama kameranya loh, Jiwo...
Ditambah lagi Huawei Nova 3i ini sudah dibekali processor Octa Core dengan chipset Hisilicon Kirin 710, cocok banget dengan kapasitas RAM-nya yang 4 GB dan memori internalnya yang 128 GB itu. Dan teknologi GPU Turbo-nya yang katanya bakal memanjakan para gamer. Wah, aku jadi makin penasaran nih, Jiwo. Sepertinya ini cukup mewakili smartphone impianku di tahun 2018. Bagaimana menurutmu, Jiwo?
Kameranya Huawei Nova 3i juga gak tanggung-tanggung ya, Jiwo.. Ada 4 kamera yang diperkuat AI (artificial intelligence). Kamera depannya masing-masing dibekali resolusi 24MP + 2MP. Sementara kamera belakangnya masing-masing memiliki resolusi sebesar 16MP + 2MP. Aku penasaran banget ama kameranya loh, Jiwo...
Ditambah lagi Huawei Nova 3i ini sudah dibekali processor Octa Core dengan chipset Hisilicon Kirin 710, cocok banget dengan kapasitas RAM-nya yang 4 GB dan memori internalnya yang 128 GB itu. Dan teknologi GPU Turbo-nya yang katanya bakal memanjakan para gamer. Wah, aku jadi makin penasaran nih, Jiwo. Sepertinya ini cukup mewakili smartphone impianku di tahun 2018. Bagaimana menurutmu, Jiwo?
Ibumu pamer Huawei Nova 3i
Jiwo, sepertinya ceritaku sudah terlalu panjang. Semoga kau tak bosan membacanya.
Pesanku, kalau kau ingin merasa lebih bahagia, bahagiakanlah orang-orang di sekitarmu. Percayalah, Jiwo.. tak ada yang lebih membahagiakan, selain bisa melihat orang lain bahagia karena kita. True happiness comes from the effort of making others happy... Jadi, tolong bisikkan pada ibumu ya.. Kalau ingin merasa lebih bahagia, cukup kirimkan satu Huawei Nova 3i buatku 😉
Sun sayang,
8 comments
Jangan lupa untukku yaaaa...
ReplyDeleteHahaha beres.. Nanti kumintain satu juga ke ibunya Jiwo ya, hahaha
DeleteSemoga Mak jiwo juga dengar dan kirimkan Huawei ke mama Lala ya... Aamiin
ReplyDeleteAamiin ya Robb :)
DeleteMenarik mbak ceritanya. Aku belum pernah ke Sumba. Mudah2an tahun ini jadi. Alam, padang rumput dan kudanya katanya bagus banget ya mbak.
ReplyDeleteSumba bagus banget, mbak... Mbak Rien pasti suka
Deletewah... senangnya bisa berbagi...
ReplyDeleteIya, We.. seneng banget... Bahagianya jadi berlipat
Delete